MASALAH SEPELE

Disebuah kantin dibelakang kelas IX-E Rudi dan Fitrah sedang makan siang diwaktu istirahat.

Rudi   :Fit, sepertinya makanan ini terasa agak hambar (dengan suara rendah.)

Fitrah :Iya, lalu kita harus apakan makanan ini?

Rudi   :Bagaimana kalau kita buang saja?

Fitrah :Jangan, nanti mubadzir.

Rudi   :Tapi kalau kita malah sakit perut karena makanan ini bagaimana?

Fitrah :Ya sudah, kita buang saja. Tapi hati-hati supaya penjualnya tidak tahu dan tersinggung.

Setelah Rudi dan Fitrah membuang makanan itu, Rudi berdiri dan membalikkan badannya yang hendak pergi ke kelas. Tetapi Rudi malah menabrak Wati yang akan ke gudang membawa minuman dan tumpah dibaju Rudi.

Wati :Oh, maaf saya tidak sengaja (sambil menundukkan kepalanya.)

Rudi :Memangnya kamu buta ya? (sambil melotot.)

Wati :Maaf, saya memang benar-benar tidak tahu, tolong maafkan saya.

Rudi :Tidak tahu bagaimana? Jelas-jelas kamu tumpahkan minumanmu di bajuku.

Wati :Memang aku yang salah, tapi mau bagaimana lagi? Minumanku sudah tumpah dibajumu. Tidak mungkin aku memutar waktu dan tidak menumpahkan minuman di bajumu.

Disaat suasana sedang genting, tiba-tiba Amir datang menghampiri perseteruan Rudi dan Wati.

Amir :Ada apa ini? Apa yang membuat kalian bertengkar? (dengan penuh penasaran.)

Rudi :Ini loh Wati, menumpahkan minumannya dibajuku.

Amir :Apa benar Wat?

Wati :Iya, tapi aku tidak sengaja.

Amir :Ya sudah, daripada kamu marah-marah yang gak jelas, lebih baik kamu bersihkan bajumu di kamar mandi (sambil memegang punggung Rudi.)

Lalu Rudi bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan bajunya. Amir dan Fitrah menuju kekelas. Sesampainya dikelas Amir dan Fitrah duduk di tempatnya masing-masing yang agak dekat.

Amir  :Fit, memangnya tugas bahasa Indonesiamu sudah selesai t? (sambil menulis.)

Fitrah :Belum (sambil membaca komik.)

Amir  :Lalu besok kalau ditanya bu guru bagaimana?

Fitrah :Ya, nanti siang akan kukerjakan. Santai saja (sambil melirikkan mata.)

Amir  :Memangnya kamu bisa menyelesaikannya dengan cepat? Padahal tugasnya banyak sekali

Fitrah :Ya, kalau belum selesai tinggal bilang saja. Gitu aja kok repot.

Amir  :Kamu berani ta bilang seperti itu pada buguru?

Fitrah :Ya berani lahm, jantan gitu loh.

Amir  :Emangnya siapa yang bilang kamu betina (sambil tersenyum.)

Tidak lama kemudian waktu istirahat telah selesai. Setelah itu disusul dengan bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Disaat Amir dan Fitrah hendak pulang, mereka dihentikan oleh Ira.

Ira    :Hey!

Amir :Ada apa?

Ira    :Tadi waktu Wati masuk ke gudang sekolah, Rudi mengunci pintu gudang itu.

Amir :Loh. kok gitu (Amir terkejut.)

Ira    :Ya iyalah, masak aku bohong. (berusaha mayakinkan.)

Fitrah:Apa mungkin itu karna hal sepele tadi (Fitrah mengira-ngira.)

Amir :Tidak mungkin. Pasti ada masalah lain yang disembunyikan Rudi (masih merasa tidak percaya.)

Fitrah:Apa lagi kalau bukan masalah yang tadi (dengan penuh keyakinan.)

Ira    :Memangnya ada masalah apa? (penasaran.)

Fitrah:Tadi di kantin Rudi dan Wati bertengkar. Waktu Rudi mau ke kelas, Wati yang secara tidak sengaja menabrak Rudi dan minumannya tumpah dibaju Rudi (berusaha menjelaskan.)

Ira    :Jadi, Cuma gara-gara minuman Watitumpah dibajunya, Rudi sampai mengurung Wati digudang (merasa heran.) Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menemui Rudi (mukanya memerah sambil mengambil nafas panjang)

Fitrah:Sebaiknya kamu tidak usah ikut-ikut Ir, nanti masalah ini malah semakin rumit.

Amir :Iya, biar nanti kami saja yang menegur Rudi. Karena kalau kamu yang negur, Rudi tidak akan mau mendengar dan malah kamu yang jadi sasaran berikutnya.

Ira    :Ya sudah, aku pulang duluan ya! (sambil melambaikan tangan.)

Amir dan Fitrah :Ya (sambil melambaikan tangan.)

Dan mereka bergegas pulang kerumah masing-masing. Ketika ditempat parkir Ira bertemu Wati.

Ira    :Wat (menyapa.)

Wati :Ada apa Ir?

Ira    :Kamu pulang naik apa?

Wati :Aku dijemput.

Ira    :Bagaimana kalau pulangnya bareng denganku naik motor.

Wati :Aku tidak mau merepotkanmu.

Ira    :Enggak kok, aku nggak merasa kerepotan kok.

Wati :Ya udah kalau begitu, aku bareng sama kamu saja.

Ditengah perjalanan tiba-tiba Rudi menghadang.

Rudi :Heh, Wati. Kenapa kamu bicara pada Amir dan Fitrah?

Wati :Bicara tentang apa? (kebingungan.)

Rudi :Jangan pura-pura tidak tahu kamu. Dasar licik.

Wati :Aku benar-benar tidak tahu Rud.

Ira    :Aku yang bilang pada mereka berdua. Memangnya kenapa? (membentak Rudi.)

Rudi :Oh jadi kamu yang bilang pada mereka berdua. Kamu ingin mati apa?

Ira    :Punya nyawa berapa kamu menantang aku?

Wati :Sudah Ir, sebaiknya kita pergi saja.

Ira    :Tidak Wat, aku harus beri pelajaran pada kecoak ini!

Wati :Nanti kalau kamu ketahuan orang tua berkelahi sama teman bagaimana? (merasa khawatir.)

Ira    :Itu urusan belakangan. Yang penting si Rudi bisa babak belur dan kapok.

Rudi :Emangnya sekuat apa kamu? Cuma ikut karate kacangan saja sudah sombong.

Ira    :Nih kamu rasain (sambil memukul muka Rudi dengan sekuat tenaga.)

Wati :Sudah-sudah Ir, sebaiknya kita pulang saja (sambil memegangi tangan Ika yang ingin memukul Rudi lagi.)

Ditengah-tengah keributan Fitrah dan Amir datang dan melerai perkelahian mereka.

Amir  :Rud seharusnya kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan (menggeretak.)

Fitrah :Seharusnya kamu tidak memukul Rudi Ir.

Ira     :Dia itu pantas dikasih pelajaran (sambil mengusap kepalanya.)

Fitrah :Tetapi nggak seperti itu caranya.

Wati  :Benar apa yang dikatakan Fitrah, seharusnya kamu tidak memukul Rudi.

Amir  :Sudah-sudah sebaiknya sekarang kalian bertiga saling berjabat tangan dan meminta maaf.

Rudi   :Maafkan aku, aku sadar atas apa yang aku lakukan (sambil berjabat tangan.)

Ira dan Wati : Sama-sama.

Akhirnya masalah terselesaikan dan mereka menjadi sahabat baik dan kompak selamanya. 

TAMAT